BERITA DAERAH

Warta Kota Lhokseumawe

Pamerkan Dheun Bungong Sagoe, Dekranasda Lhokseumawe Raih Juara 3 Wastra Nusantara di Festival Meurah Silu (Senin, 22 September 2025)



Lhokseumawe — Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Lhokseumawe berhasil meraih Juara 3 untuk kategori Wastra Nusantara dalam ajang Festival Meurah Silu yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) di Kota Langsa berlangsung Sabtu dan Minggu, 20-21 September 2025. Pembukaan Festival Meurah Silu dihadiri langsung Wakil Wali Kota Lhokseumawe Husaini, SE dan dibuka oleh Wali Kota Langsa Jeffry Sentana, Sabtu (20/09). Ketua Dekranasda Lhokseumawe, Ny. Yulinda Sayuti, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. "Kami sangat bersyukur dan bangga atas penghargaan ini. Ini adalah hasil kerja keras para perajin kami yang tak kenal lelah dalam menjaga kualitas dan keaslian produk” ungkanya.

”Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkarya dan membawa nama Lhokseumawe ke tingkat yang lebih tinggi," sambung Yulinda. Dekranasda Lhokseumawe meraih kemenangan dalam kompetisi berkat koleksi wastra khas daerah, ornamen motif khas Lhokseumawe Dheun Bungong Sagoe, yang memukau juri dan pengunjung. Kemenangan ini didorong oleh keindahan motif, kualitas bahan, dan detail pengerjaan. Keberhasilan ini juga menegaskan komitmen Dekranasda Lhokseumawe untuk melestarikan dan memajukan kekayaan budaya lokal.

Ornamen motif Dheun Bungong Sagoe yang dipamerkan kini sudah memiliki hak cipta dari Kementerian Hukum. Kehadiran motif ini menjadi ekspresi budaya yang memperkaya seni arsitektur, tekstil, dan kerajinan tangan di Lhokseumawe. Festival Meurah Silu merupakan agenda tahunan yang bertujuan mengenalkan seni, budaya, serta kearifan lokal Aceh kepada khalayak yang lebih luas. Festival ini mempertemukan ragam busana tradisional, produk kriya unggulan, hingga kuliner khas daerah. Di samping itu, kegiatan ini juga menjadi sarana pengembangan ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM. Partisipasi dan prestasi Dekranasda Lhokseumawe di festival ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, baik lokal maupun nasional, terhadap wastra tradisional.