BERITA DAERAH

Warta Kota Lhokseumawe

Pemko Lhokseumae Gelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Kota Lhokseumawe Tahun 2024-2028 (Selasa, 06 Februari 2024)



Prokopim Lhokseumawe, 5 Februari 2024 – Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk menyusun Rencana Penanggulangan Bencana Kota Lhokseumawe Tahun 2024-2028. FGD ini dihadiri oleh berbagai pihak C DPRK Lhokseumawe, Dandim 0103/Aceh Utara, Kapolres Lhokseumawe, dan sejumlah stakeholder. Penjabat (Pj) Walikota Lhokseumawe diwakili Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat M. Maxalmina, SHi, MH membuka FGD dan mengapresiasi atas partisipasi semua pihak. Pj Walikota menekankan pentingnya komitmen bersama dalam menjaga keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan warga Kota Lhokseumawe dari berbagai ancaman bencana, baik alam maupun non-alam.

Dalam sambutannya, Pj Walikota juga menyoroti tantangan serius yang dihadapi Kota Lhokseumawe dalam lima tahun terakhir akibat berbagai bencana alam dan non-alam. Dari sejumlah kejadian bencana yang tercatat, seperti banjir, longsor, angin kencang, gempa bumi, hingga kebakaran, Kota Lhokseumawe telah memetik pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapsiagaan dan penanganan bencana yang efektif. Kita semua sepakat bahwa bencana adalah kejadian yang tidak disenangi oleh pihak manapun. Namun dalam praktik penanggulangannya dibutuhkan berbagai kontribusi seluruh pihak baik dari pihak pemerintah, instansi/lembaga non pemerintah, LSM, Forkopimda, dan juga masyarakat.

Dengan diadakannya FGD ini, diharapkan dapat disusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang komprehensif dan efektif untuk menjaga ketahanan bencana Kota Lhokseumawe dalam lima tahun ke depan. Diharapkan dengan tersusunnya dokumen RPB  Kota Lhokseumawe Tahun 2024-2028 dapat memberikan strategi dan arah kebijakan penanganan bencana di Kota Lhokseumawe dengan langkah-langkah konkrit untuk mengurangi berbagai risiko bencana dengan perencanaan terarah, terpadu, terkoordinasi yang berwawasan lingkungan.

Berbagai upaya itu diharapkan dapat mengurangi kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana dalam lima tahun ke depan. Peserta yang hadir,  kurang lebih 40 peserta. Tujuannya adalah bersama-sama, berkolaborasi, bersinergi, dan selalu berkoordinasi untuk mengantisipasi bencana (pra bencana, saat kejadian dan pasca bencana) hasilnya akan memuaskan.